Minggu, 11 Oktober 2015

Berdirinya Kabupaten Banyumas

Sejarah Berdirinya Kabupaten Banyumas
Kedua Tumenggung utusan Sultan Hadiwijoyo kembali ke Pajang, dan menghaturkan, bahwa karena suatu kesalahpahaman antara mereka berdua, maka perintah Sultan kepada Tumenggung yang pertama I lelah terlanjur terlaksanakan. Akibatnya Kyai Raden Adipati Wirasaba telah wafat. Mendengar laporan kedua utusan tadi, Sultan Hadiwijoyo amat murung dan sangat menesal atas segala keputusan dan tindakan-tindakannya yang tanpa penelitian terlebih dahulu. Oleh karena itu maka segera dititahkan untuk memanggil para putera dan segenap ahli waris Kyai Raden Adipati Wargohutomo agar datang menghadap ke Pajang. Panggilan ini dengan maksud untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga Adipati Wirasaba.
Akan tetapi tak seorangpun di antara para akhli waris Adipati Wirasaba yang berani menghadap ke Sultan Pajang, karena takut akan mendapat hukuman raja. Akhirnya atas musyawarah bersama, R. Joko Kauman sebagai putera menantu almarhum Kyai Radcn Adipati Wargohutomo memberanikan diri untuk menghadap Sultan Pajang. Di luar dugaan ternyata R. Joko Kauman oleh Sultan Hadiwijoyo malah dianugerahi kedudukan menjadi Adipati Wirasaba yang ke III untuk menggantikan. Kyai Raden Adipati Wargohutomo I dcngan gelar Kyai Raden Adipati Wargohutomo II, dan segala kebijaksanaan Kadipaten Wirasaba diserahkan kepadanya.
Selelah Kyai Raden Adipati Wargohutomo II kembali ke Wirasaba, dan diberi wewenang penuh oleh Sultan Pajang, ia menyadari, bahwa yang sebenarnya berhak menjabat pimpinan kadipalcn Wirasaba adalah saudara-saudara dari islerinya. Oleh karena itu atas keluhuran budinya ia tidak ingin mulia sendiri, dan mcnguasai Kadipaten Wirasaba sendiri.
Kadipatcn Wirasaba lalu dibagi mcnjadi 4 (empat) daerah kepada ipar-iparnya, para putera Kyai Raden Adipati Wargohutomo I almarhum. Keempat daerah itu masing-masing adalah :
(I)Daerah Wirasaba, diserahkan kepada Kyai Ngabehi Wargowijoyo, putera ketiga,
(2) Daerah Merden (sekarang masuk Kecamatan Klampok-Banjarnegara), diserahkan kepada Kyai Ngabehi Wirokusumo, pulera kedua
(3) Daerah Banjar Petambakan (sekarang masuk Kecamatan Singomerto), diserahkan kepada Kyai Ngabehi Wiroyudo, putera kelima
(4) Daereh Kejawar, dikuasai oleh kyai Adipati Wargohutomo II sendiri (istrinya bernama Ram Karlimah, adalah pulera-puteri pertama) Putera putrri keempat Rara Kartiyah tidak diberi bagian karena telah mcnjadi isteri Sultan Hadiwijoyo di Pajang.

Dengan terjadinya pceristiwatersebut diatas, maka Kyai Adipati Wargohutomo II ini, Terkenal dengan sebutan Adipati Marapat, dari kata mara papat (membagi empat). Di desa Kejawar, di sebelah barat daya di sisi sebelah selatan sungai Serayu dekat dengan pertemuan Kali Pasinggan, < tcrdapat hutan Mangli. Di tempat itulah Kyai Adiapati Wargohutomo II Telah membangun kota Banyumas, dan mambangun rumah Kabupaten pada Tahun I582. Oleh karena itu beliau dapat disebut scbagai Bupati PcrTama (ke I) dan dikenal pula dengan scbutan Kyai Adipati Marapat.
Kyai Adipati Wargohutomo II atau Adipati Marapat (ialah Raden Joko Kauman cucu R. Haryo Baribin Pandita Putra Arah Majapahit) kemudian menurunkan Bupati-Bupati Banyumas yang berkuasa sccara turun-temurun, yaitu :
(I) Kyai Raden Adipati Mertosuro I, Adipati Janah 4 ’
(2) Kyai Raden Adipati Mertosuro II,
(3) Kyai Raden Ngabehi Mertoyudo I, R. Ngabehi Bawang
(4) Kyai Raden Ngabehi Mertoyudo II, Kyai Adipati Yudonegoro I =Tumenggung Kokum L= Tumenggung Soda Mesjid.
(5) Kyai Adipati Yud0nce0r0 I, Tumenggung Seda Pendopo
(6) Kyai Adipati Yudonegoro II, Raden Bagus Koming Mertowijoyo, yang kemudian diangkat menjadi Kanjeng Kyai Raden Adipati Danurejo I, Patih Kasulunan Yogyakarta yang Pertama (Kc I)
(7) Radcn Adipati Yudonegoro IV, Raden Bagus Ngamen Gondokusumo
(8) Radcn Adipati Yudoncgoro V, ‘R. Bagus Gondokusumo i
Ketika Raden Adipati Yudonegoro V (Pamungkas) menjadi Bupati Banyumas, keadaan be-rada di bawah Pemerinlahan Inggris dan yang menjadi Gubernur Jendra1 adalah Sir Stamford Raffles, antara tahun 1811-1816. Suatu ketika Gubemur Jendral Rafflefi mengadakan peninjauan keliling ke seluruh daerah di Jawa. Dalam perjalanan ke Yogyakarta dan Surakarta, sesampai di Tegal lalu menuju ke Banyumas dan bermalam di Kabupalen Banyumas. ‘
Dalam kesempatan ini Raden Adipati Yudonegoro V telah mengajukan suatu permohonan kepada Gubernur Jendral Raffles agar Banyumas dapat terlepas dari Kasunanan Surakarta dan berdiri sendiri sebagai satu Kasutanan. Oleh Raffles permohonan ini dijanjikan akan dipenimbangkan terlebih dahulu dengan Susuhunan Surakarla.
Selelah Gubernur Jendral Raffles sampai di Surakarta, maka masalah permohonan Adipati Yudonegoro V disampaikan dan dipertimbangkan dengan Susuhunan Surakarta. Rupanya Susuhunan Surakarta tidak berkenaan di hati. Maka tak lama kemudian Raden Adipati Yudonegoro V dipanggil menghadap ke Surakarta. Beliau lalu diperhentikan dari jabatannya sebagai Bupati oleh Susuhunan Paku Buwono IV pada tahun 1816,dan tidak diperkenankan kembali ke Banyumas, serta harus menetap di Surakarta.
  1. Adipati Yudonegoro V tidak diganti puteranya. Kabupaten Banyumas dijadikan dua bagian, yaitu :
(1) Kesepuhan
(2) Kanoman
Yang masing-masing di bawah kekuasaan seorang Wadono Bupati
( I ) Wadono Bupati Kesepuhuan
Adapun yang diangkal sebagai Wedono Bupati Kesepuhan adalah Raden Ngabehi Cakrawedana, Ngabehi Gunung Pasir (ipar Raden Ngabehi YudonegoroV), dengan gelar Raden Tumenggung Cakrawedana I, lalu menjadi Wadono Bupati Kasepuhan yang dijabatnya hingga tahun1931, di mana saat itu Bunyumas menjadi bagian dari Pemerintahan Hindia Belanda. K.R.A. Cakrawedana I adalah putera dari Tumenggung Winareja Bupati Panumping Keraton Surakarta. Sebelum menjadi Wadono Bupati, K.R.A. Eakrawedana 1 menjadi Ngabehi dan pendiri kota Purwokerlo.
Ketunanannya sebagian menjadi pejabat-pejabat di daerah Banyumas. Tahun 1838 beliau wafat dan jenazahnya dimakamkan di Pesarean Dawuhan-Banyumas.
(2) Wedono Bupati Kanoman 1
Yang diangkat menjadi Wedono Bupati Kanoman adalah putera Ngabehi Mertawijaya, adik Raden Adipati Yudonegoro IV, yailu Raden Tumenggung Menadireja I (saudara sepupu Raden Adipati Brotodiningrat). Menjadi Wedono Bupati tahun 1816-1830. Beliau wafat tahun 1830,dan dimakamkan di Pesarean Kabutuh-Sokaraja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar