Terpecahnya Kerajaan Mataram menjadi Yogyakarta dan Surakarta
Pada malam harinya barulah jenazah Raden Tumenggung Dipoyudo
I diangkat dan dibawa ke Banyumas, kemudian dimakamkan di Pesarean Dawuhan.
Sejak ilu Raden Tumenggung Dipoyudo I dikenal den-gan sebutan Tumenggung Seda
Jenar atau Dipoyudo Sedo Jenax. Waktu Raden Tumenggung Dipoyudo I gugur dalam
Perang Jenar (Perang Mangkubumen), baru berumur 29 Lahun. Ketiga puteranya
masih- keeil-keeil, jadi tidak ada yang dapat menggantikannya. Kemudian sebagai
penggantinya diangkat pulera dari Kyai Raden Adipali Yudonegoro III Bupati
Banyumas, sebagai Ngabehi Karanglewas dan bergelar DipoyudoII. Ia adalah menamu
Radon Tumenggung Wongsonegoro I, Bupali PanjerKebumen. Kemudian Raden Bagus
Muksin atau Raden Dipomenggolo,putera ke 3 (tiga) Raden Tumenggung Dipoyudo I
menjadi Ngabehi SokaKebumen. Raden Bagus Muksin atau Raden Dipomenggolo, putera
ke 3(tiga) dari Raden Tumenggung Dipoyudo I menjadi Ngabehi Soka menurunkan
Raden Dipoyudo Bupati Banjarnegara (rah Kolopaking.Selanjutnya setelah selesai peperangan
di Jenar, maka Raden Ngabehi Notowijoyo atau Radon Ngabehi Kenduruan I yang
dalam Perang jenarluka beral namun dapal meloloskan diri, diangkal menjadi
Bupati Roma(Gombong), dengan gelar Kyai Raden,Tumenggung Kenduruan I.Sedangkan
Kyai Demang Arsantaka dari Pagendolan Banjarnegara,diangkat menjadi umbul
Demang (Kepala Demang). Selanjumya karena alasan jasa Kyai Arsantaka dalam
menemukan jenazah almarhum R.T.Dipoyudo I, maka puteranya yang beranama Kyai
Arsayuda telah diambil menantu Kyai Radon Adipati_Yudoneg0ro III dan diangkat menjadi
patihnya Radon Tumenggung Dipoyudo II, Ngabehi Karanglewas.
3. Kyai Raden Adipati Yudonegoro III
Melihat Perang Mangkubumen yang tampak mendasyat diJenar
Begelen, ternyata pada pembesar VOE menjadi cemas.Maka pimpinan VOE dalam hal
ini Harligh mengadakan diplomasi membujuk Pangeran Mangkubumi agar bersedia
diajak berunding umuk berdamai. Berkat diplomasinya Hartigh, maka pada tahun
1755, diadakan Perjanjian Gianti. Tepatnya pada tanggal 13 Pebruari 1755,
antara Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Paku Buwono III dan Harligh. Para peserta
perundingan sepakat, Pangeran Mangkubumi dan Susuhunan Paku Buwono III
masing-masing mendapat separoh wilayah Mataram. Pangeran Mangkubumi di sebelah
barat dengan ibu kotanya Yogyakarta dan
Susuhunan Paku Buwono III di sebelah timur dengan ibu
kotanya Surakarta.Tetapi bagi Pangeran Mangkubumi "Palihan Nagari"
itu tidak dengan sendirinya diterima gratis. Karena harligh juga menyodorkan
kontrak polilik. Yang terpenting : pengangkatan dan pemberhenlian Patih Dalem dan
Bupati harus seizin dan bersumpah setia kepada Kompeni. Juga Pangeran
Mangkubumi harus menyerahkan Madura dan Pesisir (daerahpantai) utara Jawa yang
semula diserahkan Susuhunan Paku Buwono III kepada Kompeni, yang kemudian
berhasil direbut 0leh' Pangeran Mangkubumi, dan sebagai ganti rugi setiap tahun
VOE membayar 10.000real Spanyol kepada Pangeran Mangkubumi. Akhimya Pangeran
Adipati Mangkubumi dinobatkan menjadi Sultan Mataram dengan gelar Sultan Hamengku
Buwono I dengan pusat pemerintahan berkedudukan diYogyakarla.Adapun yang
diangkat menjadi patihnya, dipilih _Kyai Raden AdipatiYudonegoro III Bupati
Banyumas, dengan gelar» kanjeng Kyai Raden Adipati Haryo Danurejo I, Patih
Kasullanan Yogyakarta yang Pertama.
- Latarbelakang “Perang Mangkubumen” dan dipilihnya K yai
Raden Adipati Yudonegoro III menjadi Patih Kasultanan Yogyakarta.Raden Bagus
KonLing Mertowijoyo, putera Kyai Raden Adipati Yudonegoro Sedo Pendopo, sejak
masa kecilnya telah mengabdikan diridi keralon Kariosuro, dan ielah menjadi
leman akrab Raden mas Sudjono atau Pangeran Mangkubumi, saudara lain ibu dari
Susuhunan paku Buwono II, sesama putera Susuhunan Prabu Amangkurai IV. Mereka
berdua hampir tak pernah berpisah dan seringkali bersama-sama benir akal dan
bersemedi di lereng-Iereng gunung Kendeng. Pada masa pemerinlahanSusuhunan paku
Buwono II antara tahun 1729-1749, di Mataram inilah terjadi beberapa hura-hura
secara berlarut-lurut antara lain Pemberontakan kaum Tionghoa (Perang Geger Paeinan),
di seluruh Jawa yang menjalar sampai ke Mataram, juga Perang Perebutan Mahkola
dan Pember0n-takan-Pemberonlakan beberapa Pangeran, di antaranya Raden Mas
Said,pulera Mangkunegoro yang diasingkan ke Sailan pada lahun 1722. Dengan berkobarnya
dan lebih mendahsyamya pemberomakan Radon Mas Said,maka pada akhir tahun 1745,
Susuhunan Paku Buwono mengumumkanbahwa barang siapa dapal memadamkan pemberomakan
yang dilakukanoleh Raden Mas Said, akan diberi hadiah tanah daerah Sukowali (sebelah
Limur laut Surakarta). Di antara para Pangeran dan Bupati,
Lainyala hanya Pangeran Mangkubumilah yang dapat
melaksanakan dengan berhasil,walaupun Raden Mas Said dan pembaniu-pembantunya
masih dapatmeloloskan diri untuk melanjutkan pemberonLakan-pemberomakannya
didaerah lain. nAkan tetapi pada akhirnya karena alas pengaruh hasulan-hasutanPatihnya
yaitu Pangeran Adipali Pringgoloyo, Susuhunan Paku BuwonoII tidak menepati
janjinya. Hadiah tanahdaerah Suk0waLi yang telahdiberikan kepada Pangeran Aryo
Mangkubumi, ditarik kemball dan nanyadilinggalkan 1.000 cacah. Hal inilah yang
menyebabkan PangeranMangkubumi sakil hati dan akhirnya seeara diam-diam bersama
RadenBagus Konting Merlowijoyo (yang dikemudian hari menjadi Kyai RadenAdipati
Yud0neg0r0_III) dan sepasukan perajurit-perajurit yang setia, padaLanggal 19
Mei 1976, lolos meninggalkan Keralon dan kemudian-mengangkat senjata. Mulai
saat itulah terjadilah perang yang disebut"Perang Mangkubumen".
Kemudian pasukan pangeran mangkubumibergabung menjadi satu dengan pasukan Raden
Mas Said. Selama sem-bilan lahun mereka berjuang bersama-sama, Dalam pada itu Raden
masSaid diambil menanlu 0leh'Pangeran Mangkubumi.Tersebutlah dalam suaxu pengepungan
dan serangan mendadak olehpasukan Kompeni di daerah Gunung Lawu, Pangeran
Mangkubumi danpasukannya terpaksa dalam keadaan eerai-berai. Dalam keadaan gelapdan
hujan, Pangeran Mangkubumi dapat meloloskan diri dari kepunganmusuh dan dengan
selamat dapal sampai di daerah Ngawi, terus menujuke arah J ipang (Rembang).
Sedangkan Raden Bagus Konting Mertowijoyotelah terpisah seorang diri. Dalam
keadaan yang eerai berai itu, dan telahtexpisah dengan Pangeran mangkubumi,
maka timbul niat Raden BagusKonting untuk segera meneari bala bantuan, dan tuj
uannya adalah Banyumas.
Di tengah perjalanan menuju ke Banyumas, yaitu kepada
ayahnya Kyai Raden AdipaLi Yudonegoro II, Bupati Banyumas, Raden BagusKoming
berjumpa dengan Kyai Ronggo Wirosentiko dan juga dengan Raden Aryo Kartowinoto
bersama dengan 80 orang pasukannya berkudaakan membamu Pangeran Mangkubumi yang
sedang menuju keJipang-Rembang. Kepada kedua mereka ini Raden Bagus Konling
herpe-san untuk disampaikan kepada Pangeran Mangkubumi bahwa ia sedangmenuju ke
Banyumas unluk minla bala bamuan dari ayahandanya BupatiBanyumas.Tidak dieeritakan
dalam perjalana, sesampai di Banyumaskeadaan telah berubah. Kyai Raden Adipali Yudonegoro
II telah lamawafat, sedangkan Raden Bagus Koming sama sekali lidak
mengetahuiataupun mendengar suatu berila. Yang menggamikan adalah ipamva
RadenTumenggung Reksoprojo berasal dari Kartosuro. Dalam kesedihandan
kemurungan hati, Raden Bagus Konting lalu menuju ke Banja.rne-gara, ke lempat
Kyai Raden Ngabehi Banyak Wide untuk mendapatkelerangan mengenai apa yang telah
terjadi.Setelah dieeritakan oleh Kyai Ngabehi Banyak Wide apa yang
terjadiselama itu, Raden Bagus Koming lalu melanjutkan perjalanan,
berkélanatanpa Lujuan, hingga sampai daerah Eilaeap, kemudian sampai pegunungan
Limus Buntu, menyusuri sungai Serayu hingga sampai ke pegunungan Dieng. Selelah
istirahat beberapa waktu, dari Dieng Raden BagusKoming rnelanjutkan perjalanan
dengan maksud akan menyusul danmenyazukan diri kernbali dengan Pangeran
Mangkubumi.Setelah Raden Tumenggung Reksoprojo Bupali M Banyumasdiberhemikan,
maka ams usul tiga orang Pangeran kepada SusuhunanPaku Buwono II, yaitu Raden
Tumenggung Notoyudo dari Kedu-Bage-len, Raden Tumenggung Arungbinang
Honggowongso dan Raden Tu-menggung Rojowami dari Pajajaran, agar yang
mengganlikan sebagaiBupati Banyumas, sebaiknya juga salah seorang akhli waris
Banyumassendiri. Dan yang idusulkan adalah Raden Bagus Konting Mertowijoyo
putera Kyai Raden Adipati Yudonegoro II Sedo Pendopi, yang
ketika itutelah menjadi Mamri Anom di Kraton Kartosuro. Susuhunan
menyetujui,akan tetapi berhubung Raden Bagus Konting Merlowijoyo sudahlama
meninggalkan Kralon bersama-sama dengan Pangeran Mangkubumi,jadi lidak dikaahui
sekarang ada di mana, terkeeuali jika keliga Tu-menggung ilu sanggup meneari
dan menemukannya.Ketiga Tumenggung menyanggupi karena mereka mengetahui
bahwasebenarnya Raden Bagus Koming Mertowijoyo telah terpisahdengan Pangeran
Mangkubumi, ketika terjadi pertempuran dengan pasukanKompeni di Gunung Lawu,
dan sedang menuju ke Banyumas. Dalamperjalanan selanjumya dengan maksud untuk
menggabung kembali denganpasukan Pangeran Mangkubumi,Radon Bagus Konling bertemu
dengan Kyai Raden TumenggungArungbinang Hbnggowongso yang memang sedang menearinya.
Iadiminla dan dibawa menghadap Susuhunan Paku Buwono II. Pada mu-lanya Raden
Bagus Konling menolak ajakan Raden Tumenggung Arung-binang Honggowongso, akan
telapi setelah melalui berbagai penjelasan-penjelasan dan bujukan, akhirnya
Raden Tumenggung ArungbinangHonggowongso berhasil dapat menyadarkannya.Kemudian-Raden
Bagus Konling Menowijoyo bersedia dan mau diajakmenghadap Susuhunan Paku Buwono
II. Dan akhirnya ia diangkat se-bagai Bupati Banyumas ke IX dengan gelar Kyai
Raden Adipati Yud0ne-goro III.Di kemudian hari setelah Perang Mangkubumen usai
pada tahun 1755dan adanya Perjanjian Gianni, Pangeran Mangkubumi dinobatkan
menjadiSultan Mataram dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I, maka yangdipilih
menjadi Palihnya adalah Raden Bagus Konting Merlowijoyo (yangsudah bergelar
Kyai Radon Adipati Yudonegoro III Bupati Banyumas)dengan gelar Kanjeng Kyai
Raden Adipali Aryo Danurejo I, Patih Kasul-tanan Yogyakarta Pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar